Bagi masyarakat Indonesia, kisah atau legenda Malin Kuncang sudah sangat memasyarakat. Hampir seluruh nusantara mengenal legenda ini.
Legenda yang beredar adalah, bahwa Malin Kundang membatu karena dikutuk ibunya. Itu terjadi disebabkan Malin Kundang durhaka kepada Ibunya dengan tidak mau mengakui ibunya dikarenakan dia telah sukses menjadi Saudagar Kaya dan Terhormat, beristrikan Putri Kerajaan, sedangkan Ibunya hanya seorang ibu tua miskin yang tinggal di gubuk desa di tepi pantai. Padahal konon katanya, Malin Kundang pun berasal dari keluarga miskin tersebut.
Bagi kita, saya dan Anda tentunya, mudah-muadhan kita tidak menjadi seorang yang durhaka kepada orang tua kita, juga kepada yang lain pun.
Nah, cerita versi posting ini lain lagi. Setelah beberapa Ilmuan AntaTakAdaKerjaLagi melakukan penelitian di tempat kejadian perkara (TKP), ternyata penyebab membatunya Malin Kundang terjadi secara ilmiah.
Seorang Ilmuan AntaTakAdaKerjaLagi menemukan sebuah botol rahasia yang diduga menjadi penyebab membatunya Malin Kundang. Diduga, setelah bertemu dengan Ibunya, Malin Kundang terburu-buru pergi ke Laut tanpa terlebih dahulu membeli makanan dan minuman, dikarenakan malu ada Ibunya yang sangat lusuh penampilannya dikarenakan tidak ada yang merawat. Malin Kundang sendiri merasa malu, jika orang-orang mengetahui bahwa wanita tua renta tersebut adalah Ibunya, mau disimpan di mana mukanya, seorang anak yang kaya raya namun membiarkan ibunya sendiri terlunta-lunta. Jadi dia terburu-buru pergi.
Nah, Malin Kundang saat itu merasa haus yang tak terkira, dikarenakan saat meninggalkan ibunya dia berjalan setengah berlari. Ketika sampai di perahu, segera dia memerintahkan awak kapal agar segera meninggalkan tempat tersebut. Saking hausnya, dia segera saja meneguk air dalam sebuah botol yang dalam pandangan samar-samarnya tertulis: For Malin. Dia mengira, itu air untuk dirinya.Dia teguk sampai habis isi botol itu.Dan, tidak lama kemudian, membatulah dia.
Tahu Kenapa?
Ternyata, isi botol itu bukan minuman untuk Malin (Bahasa Inggris: For Malin), melainkan cairan untuk membekukan mayat, yaitu Formalin (FORMALIN). Nah, katanya, Peneliti dan para Ilmuan AntaTakAdaKerjaLagi inilah yang menemukan botol tersebut.
Ada Ada Aza...
Selasa, 29 September 2009
Selasa, 15 September 2009
Dipaksa Mirip Afgan
Pada posting kali ini, saya akan meneritakan sebuah kisah imajinasi (bisa jadi pernah terjadi, tapi saya sendiri tidak tahu). Begini ceritanya:
Tahun 2008 hingga sekarang (2009), hampir seluruh warga Indonesia, khususnya para remaja wanita, pasti mengenal seorang pendatang baru di dunia entertaint/hiburan, yaitu Afgan. Anda tahu?
Seorang pria muda berfaras tampan ini, selain memiliki suara yang sangat merdu, juga didukung oleh tampang yang sangat rupawan. Wajar saja jika banyak gadis yang terpikat oleh penampilan Afgan.
Pada suatu hari, saya (penulis, red) ceritanya melewati sekumpulan gadis-gadis yang sedang berkumpul di pinggir jalan. Saya lewat saja tanpa beban apapun. Tiba-tiba, saya dikejutkan oleh salah seorang gadis yang berteriak sambil menghampiri saya. Dia berkata:
"Ada Afgan, ada Afgan...."
Teman-teman gadis tersebut pun turut mendekati saya dengan sama-sama ikut berteriak:
"Afgan... Afgan..."
Saya terkaget dan bingung. Saya bilang kepada mereka:
"Saya bukan Afgan... Maaf..."
Mereka malah memaksa:
"Kamu Afgan, kan? Ngaku aza, kami Fans nya Afgan..."
Saya:
"Bukan, saya orang sini, tinggal di Bandung juga..."
Gadis-gadis:
"Tidak mau, pokoknya kamu Afgan. Kalo tidak ngaku, saya nangis keras-keras..." Sambil dia bersiap-siap mau berteriak menangis.
Karena kasihan, barangkali mereka tergila-gila terhadap Afgan, akhirnya saya pura-pura ngaku sebagai Afgan. Barangkali wajah saya memang agak mirip sama Afgan. Saya berkata pada mereka:
"Oke... Oke... Jangan nangis dulu.Baiklah, saya ngaku, saya adalah Afgan..."
Mereka akhirnya tertawa terbahak-bahak. Dan akhirnya berkata:
"Kok wajahnya beda jauh ya sama Afgan... Hiks... Hiks... Hiks...."
Gila, saya dikerjain.... Dasar gadis-gadis gak tau diri. Awas lho, saya doakan jadi wanita sholihah semuanya... Aamiin...
(haha... Mudah2n terhibur)
Tahun 2008 hingga sekarang (2009), hampir seluruh warga Indonesia, khususnya para remaja wanita, pasti mengenal seorang pendatang baru di dunia entertaint/hiburan, yaitu Afgan. Anda tahu?
Seorang pria muda berfaras tampan ini, selain memiliki suara yang sangat merdu, juga didukung oleh tampang yang sangat rupawan. Wajar saja jika banyak gadis yang terpikat oleh penampilan Afgan.
Pada suatu hari, saya (penulis, red) ceritanya melewati sekumpulan gadis-gadis yang sedang berkumpul di pinggir jalan. Saya lewat saja tanpa beban apapun. Tiba-tiba, saya dikejutkan oleh salah seorang gadis yang berteriak sambil menghampiri saya. Dia berkata:
"Ada Afgan, ada Afgan...."
Teman-teman gadis tersebut pun turut mendekati saya dengan sama-sama ikut berteriak:
"Afgan... Afgan..."
Saya terkaget dan bingung. Saya bilang kepada mereka:
"Saya bukan Afgan... Maaf..."
Mereka malah memaksa:
"Kamu Afgan, kan? Ngaku aza, kami Fans nya Afgan..."
Saya:
"Bukan, saya orang sini, tinggal di Bandung juga..."
Gadis-gadis:
"Tidak mau, pokoknya kamu Afgan. Kalo tidak ngaku, saya nangis keras-keras..." Sambil dia bersiap-siap mau berteriak menangis.
Karena kasihan, barangkali mereka tergila-gila terhadap Afgan, akhirnya saya pura-pura ngaku sebagai Afgan. Barangkali wajah saya memang agak mirip sama Afgan. Saya berkata pada mereka:
"Oke... Oke... Jangan nangis dulu.Baiklah, saya ngaku, saya adalah Afgan..."
Mereka akhirnya tertawa terbahak-bahak. Dan akhirnya berkata:
"Kok wajahnya beda jauh ya sama Afgan... Hiks... Hiks... Hiks...."
Gila, saya dikerjain.... Dasar gadis-gadis gak tau diri. Awas lho, saya doakan jadi wanita sholihah semuanya... Aamiin...
(haha... Mudah2n terhibur)
Kamis, 10 September 2009
Perlunya Memahami Bahasa Lawan Bicara
Bahasa memang sangat penting sebagai sarana komunikasi. Kita pun harus tahu, budaya dan bahasa yang digunakan pada suatu daerah/negara tertentu, agar selamat dan tidak salah sangka.
Seperti yang terjadi pada percakapan 2 orang yang berlainan bahasa dan kebudayaan berikut ini. Begini cerita lengkapmya:
Ada seorang Bangsa Arab sedang booking tiket pesawat terbang ke salah satu Jasa Travel di sebuah Negara Bagian Amerika. Untuk pendataan, Customer Service / CS tersebut melakukan verifikasi / penyamaan data.
Percakapan berlangsung seperti biasanya. Namun ketika CS tersebut menanyakan Nama, dia agak bingung, karena kurang familiar di negara mereka.
Kata si CS bertanya: What is your name?
Orang Arab menjawab: Ahmed Ar Rizalu.
Si CS bingung, ini orang laki-laki apa perempuan, karena biasanya kalau orang barat bisa membedakan, Misal Jack=laki-laki, Jessica=Perempuan. Ini apa?
Dengan agak bingung dia menanyakan jenis kelamin orang tersebut.
CS: Sex?
Mr. Ahmed bingung. Dia balik bertanya: Me?
CS: Yes, You?
Sambil dengan suara agak malu, Mr. Ahmed menjawab: 7 Times a Week.
CS: ???@@@??? (Bingung, koq jenis kelamin = 3 kali dalam seminggu? )
Moderator:
Hehe..... Ngeti gak???
Seperti yang terjadi pada percakapan 2 orang yang berlainan bahasa dan kebudayaan berikut ini. Begini cerita lengkapmya:
Ada seorang Bangsa Arab sedang booking tiket pesawat terbang ke salah satu Jasa Travel di sebuah Negara Bagian Amerika. Untuk pendataan, Customer Service / CS tersebut melakukan verifikasi / penyamaan data.
Percakapan berlangsung seperti biasanya. Namun ketika CS tersebut menanyakan Nama, dia agak bingung, karena kurang familiar di negara mereka.
Kata si CS bertanya: What is your name?
Orang Arab menjawab: Ahmed Ar Rizalu.
Si CS bingung, ini orang laki-laki apa perempuan, karena biasanya kalau orang barat bisa membedakan, Misal Jack=laki-laki, Jessica=Perempuan. Ini apa?
Dengan agak bingung dia menanyakan jenis kelamin orang tersebut.
CS: Sex?
Mr. Ahmed bingung. Dia balik bertanya: Me?
CS: Yes, You?
Sambil dengan suara agak malu, Mr. Ahmed menjawab: 7 Times a Week.
CS: ???@@@??? (Bingung, koq jenis kelamin = 3 kali dalam seminggu? )
Moderator:
Hehe..... Ngeti gak???
Kakek Tua Warga Baru
Saudara-saudara, ini cerita tentang warga baru di sebuah dusun.
Pada suatu hari, ada 2 orang anak kecil yang sedang berdiskusi mengenai ilmu pengetahuan alam. Karena masih kecil, pengetahuan mereka masuh terbatas. Apa yang sedang mereka diskusikan? Ternyata mereka sedang berdebat mengenai, apakah yang terbit pada pagi hari?
Si A bersikeras bahwa yang terbit di pagi hari adalah Bulan, sedangkan Si B membantah, karena, berdasarkan penelitian dia, yang terbit di pagi hari adalah Matahari. Perdebatan pun berlangung alot dan belum menemui titik temu.
Mereka kelelahan karena belum ada kesepahaman juga. Ketika mereka sedang istirahat sejenak dari diskusi akbarnya, ada seorang kakek-kakek yang melintas di hadapan mereka. Tanpa pikir panjang, mereka sepakat untuk menjadikan Kakek tersebut sebagai Moderator diskusi mereka.
Kata Si A:
"Kakek, bolehkah kami bertanya?"
Jawab Si Kakek:
"Boleh, cucu-cucuku? Ada apa?"
Si B menempas:
"Maaf sebelumnya, Kek, kami bukan Cucu Kakek, kami hanya mau bertanya kepada kakek, tahukah kakek, apa yang terbit di pagi hari?"
Si A menambahkan:
"Iya Kek,kami dari tadi berdiskusi belum ada ujungnya."
Si Kakek langsung menjawab:
"Maaf sekali Cucu-cucu yang bukan cucu ku, Kakek ini warga baru di sini, jadi belum tahu banyak, apa yang terbit di pagi hari di sini."
Si A & Si B:
" ???@@@!!!"
(Penulis: Hahaha.... Lucu.... Kataku tapi...)
Pada suatu hari, ada 2 orang anak kecil yang sedang berdiskusi mengenai ilmu pengetahuan alam. Karena masih kecil, pengetahuan mereka masuh terbatas. Apa yang sedang mereka diskusikan? Ternyata mereka sedang berdebat mengenai, apakah yang terbit pada pagi hari?
Si A bersikeras bahwa yang terbit di pagi hari adalah Bulan, sedangkan Si B membantah, karena, berdasarkan penelitian dia, yang terbit di pagi hari adalah Matahari. Perdebatan pun berlangung alot dan belum menemui titik temu.
Mereka kelelahan karena belum ada kesepahaman juga. Ketika mereka sedang istirahat sejenak dari diskusi akbarnya, ada seorang kakek-kakek yang melintas di hadapan mereka. Tanpa pikir panjang, mereka sepakat untuk menjadikan Kakek tersebut sebagai Moderator diskusi mereka.
Kata Si A:
"Kakek, bolehkah kami bertanya?"
Jawab Si Kakek:
"Boleh, cucu-cucuku? Ada apa?"
Si B menempas:
"Maaf sebelumnya, Kek, kami bukan Cucu Kakek, kami hanya mau bertanya kepada kakek, tahukah kakek, apa yang terbit di pagi hari?"
Si A menambahkan:
"Iya Kek,kami dari tadi berdiskusi belum ada ujungnya."
Si Kakek langsung menjawab:
"Maaf sekali Cucu-cucu yang bukan cucu ku, Kakek ini warga baru di sini, jadi belum tahu banyak, apa yang terbit di pagi hari di sini."
Si A & Si B:
" ???@@@!!!"
(Penulis: Hahaha.... Lucu.... Kataku tapi...)
Langganan:
Postingan (Atom)